Minggu, 09 November 2014

BAB 5 : Manusia dan Keindahan

MANUSIA DAN KEINDAHAN

PENGERTIAN KEINDAHAN
 Menurut asal katanya, dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beutiful” dalam bahasa Perancis–”beau”, sedang Italia dan spanyol “belld’ berasal dari kata latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk’ pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir diperpendek sehingga ditulis “bellum.  Keindahan adalah sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu barn dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tank yang selalu bertambah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.

KEINDAHAN DALAM ARTI LUAS
Keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide-ide kebaikan misalnya menurut para ahli :
a. Plotinus       :  keindahan itu tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah
b. Aristoteles   : keindahan adalah sebagai sesuatu yang baik juga menyenanngkan.
c. Orang Yunani : keindahan itu, pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah.
Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya adalah sebagai berikut:
a.       Keindahan Seni
b.      Keindahan Alam
c.       Keindahan Moral
d.      Keindahan Intelektual


NILAI ESTETIKA
Dalam rangka terori umum tentang  “The Lianh Gie” menjelaskan bahwa nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estentik.
     
Dalam “dictionary of sociology and relate ecience” merumuskan nilai sebagai kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan keinginan manusia, sifat suatu benda yang menarik minat seseorang atau suatu kelompok.
Jadi nilai adalah  : realita psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan  karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri.
Nilai dibedakan antara lain subyektif dan nilai obyektif atau yang membedakan nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting adalah nilai ekstrinsik dan instrinsik.

NILAI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK

a.       Nilai intrinsik adalah pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat atau benda ) yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.. Contoh : pesan yang disampaikan koleh tanan darmawulan –minak jinggo adallah kebaikan melawan kejahatan

b.      Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat sarana untuk sesuatu hal lainnya. Yakni nilai yang bersifat sebagai alat untuk membantu.
Contoh : Tari-tari, macam jenis pakaian dan gerak gerik adalah tari perang antara darmawulan dan minak jinggo.


PENGERTIAN KONTEMPLASI DAN EKSTANSI

a.       Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam.
b.      Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.

Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan.

MASALAH RENUNGAN

Renungan berasal dari kata renung. Merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu secara mendalam. Orang yang merenungkan setiap kegiatannya/segenap pengetahuannya yang dia miliki dapat disebut berfilsafat.
Ada 3 macam pemikiran  kefilsafatan adalah sebagai berikut:
1.   Menyeluruh  : pemikiran yang luas bukan hanya ditinjau  sudut pandangan tertentu.
2.   Mendasar        : pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental.
3.   Spekulatif     : hasil pemikiran yang dapat dijadikan dasar untuk pemikiran-pemikiran selanjutnya.

TEORI RENUNGAN

a.        Teori Pengungkapan   : Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.

b.      Teori Metafisik               : Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni

c.        
d.      Teori Psikologis              : Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif.

e.       Teori Permainan              : Teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang.

KESERASIAN

Keserasian identik dengan keindahan . Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah dilihat. Karena itu, sebagian ahli pikir berpendapat bahwa keindahan adalah sejumlah kualitas pokok tertentu yang terdapat [pada suatu hal.
Keindahan sangat erat hubungannya dengan keserasian keindahan itu juga ada hubungan erat dengan seni. Keserasian tidak ada hubungannya dengan kemewahan.
Kadang-kadang kemewahan menunkang keserasian tetapi tidak selalu

TEORI-TEOTI KESERASIAN

a.      Teori Objectif dan Teori Subjectif
Teori Objectif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptak nilai estetika adalah sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.
Teori Subjectif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda.
b.      Teori Perimbangan
Dalam arti yang terbatas yakni secara kualitatif yang di ungkapkan dengan angka-angka, keindahan hanyalah kesan yang subjectif sifatnya dan berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada keteraturan yakni tersusun dari daya hidup, penggembaraan, pelimpahan dan pengungkapan perasaan






DAFTAR PUSTAKA :
Whidagdo, Djoko.Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2003
         Try, Prasetio, Djoko. Ilmu Budaya DasarMKDU. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1998


Tidak ada komentar:

Posting Komentar